Lumansari - Anak PAUD Jadi Pahlawan, Bapak-Bapak Jadi Keringetan: Gegap Gempita Karnaval HUT RI ke-80 di Desa Lumansari

Anak PAUD Jadi Pahlawan, Bapak-Bapak Jadi Keringetan: Gegap Gempita Karnaval HUT RI ke-80 di Desa Lumansari

Senin, 18 Agustus 2025, Desa Lumansari berubah jadi panggung meriah penuh warna. Semua warga turun gunung—eh, maksudnya turun ke jalan—untuk ikut Karnaval HUT RI ke-80. Peserta karnaval datang dari berbagai penjuru RT, juga dari PAUD, TK, SDN 01, dan SDN 02 Lumansari. Jangan remehkan, meski kecil-kecil, anak-anak PAUD dan TK sudah tampil gaya dengan kostum warna-warni. Ada yang jadi pahlawan, ada yang jadi dokter, bahkan ada yang jadi TNI dan Polisi—padahal kalau disuruh tidur siang tetap susah.

Acara dimulai dari Balai Desa Lumansari, dilepas langsung oleh Kepala Desa, Bapak Kasnari. Dengan gayanya yang penuh wibawa, beliau melambaikan tangan seperti sedang mengantar atlet Olimpiade. Hadir juga Bhabinkamtibmas dan Babinsa yang bikin acara makin aman sekaligus meriah—meski sesekali ikut senyum melihat anak-anak kecil salah arah.

Tak ketinggalan, Mahasiswa KKN dari UIN Walisongo Semarang juga turut ambil bagian. Mereka tak hanya jalan bareng karnaval, tapi juga sibuk mendokumentasikan momen—siapa tahu bisa jadi konten skripsi atau setidaknya update story biar terlihat sibuk.

Sementara itu, bapak-bapak RT tak mau kalah. Ada yang sewa sound system segede kulkas, ada juga yang tampil dengan seragam ala pejuang tapi keringetan lebih banyak dari tentara sungguhan. Ibu-ibu pun tampil penuh semangat, wajah glowing karena bedak tiga lapis, meski keringat tetap nekat muncul di dahi.

Rute karnaval mengelilingi seluruh desa Lumansari. Jalan-jalan yang biasanya lengang mendadak jadi catwalk gratis. Warga berjejer di pinggir jalan, teriak-teriak memberi semangat, sambil sesekali nyari siapa tahu ada anaknya yang nyelip di barisan sebelah.

Setelah semua rombongan finish, warga disuguhi tontonan spektakuler: Pagelaran Seni Barong Turonggo Mudho. Grup seni barong asli Lumansari ini sudah terkenal malang melintang di dunia seni, bahkan sering membawa nama harum Kecamatan Gemuh di tingkat Kabupaten Kendal. Goyangan barongnya mantap, bikin anak kecil antara kagum dan ngeri, sementara ibu-ibu tepuk tangan kompak, dan bapak-bapak ada yang ikut goyang tipis-tipis.

Hari itu Lumansari benar-benar bersatu padu: tua muda, besar kecil, semua ikut merayakan. Kalau kata orang, “Bhinneka Tunggal Ika”—tapi di Lumansari versinya “Meriah Tunggal Rame.”

Kalau biasanya jalan desa cuma dipakai untuk lalu lintas sehari-hari, hari itu jalan berubah jadi panggung penuh keceriaan. Kalau kata warga: “Dirgahayu RI ke-80, meriah boleh, lelah jangan dibawa serius!”

<K1>


Dipost : 20 Agustus 2025 | Dilihat : 168

Share :