Lumansari - “Susuk Wangang : Antara Mitos, Lumpur, dan Cinta Lingkungan”

“Susuk Wangang : Antara Mitos, Lumpur, dan Cinta Lingkungan”

Lumansari, 13 Juni 2025 – Warga Desa Lumansari kembali menunjukkan bahwa gotong royong bukan cuma soal kerja bakti, tapi juga soal gaya hidup—dan kadang, juga soal lumpur sampai lutut. Pada hari Jumat, 13 Juni 2025, digelar acara Susuk Wangang di kawasan legendaris: Blok Putat Sewu dan Taman Ikonik Desa Lumansari. Bukan sekadar bersih-bersih, ini adalah ritual tahunan yang setara dengan “Met Gala”-nya warga desa : ada yang datang pakai sandal jepit, ada yang bawa cangkul kayak bawa tongkat sihir, dan ada juga yang selfie sambil pegang sampah plastik, biar kelihatan peduli lingkungan plus estetik.

Acara ini diikuti oleh warga dari segala lapisan masyarakat, “Ini bukan sekadar bersih-bersih, tapi upaya melestarikan warisan nenek moyang, sekaligus bikin sungai nggak dikira kolam rendaman laundry,” ujar Pak Suryadi sambil ngangkat kantong kresek isi sandal bekas dan… eh, semoga itu bukan bantal.

Awas, Susuk Wangang Kembali Lagi!

Eits, belum selesai! Jangan kira ini acara sekali angkat cangkul langsung selesai. Susuk Wangang volume dua bakal hadir lagi tanggal 20 Juni 2025. Kali ini, lokasi berpindah ke Blok Gumuk Bersih dan Sungai Apur, tempat di mana mitos, keindahan alam, dan aroma lumpur bertemu jadi satu.

“Pokoknya siap-siap! Bawa alat tempur masing-masing: sarung tangan, topi, dan semangat. Yang nggak bawa semangat, bisa disumbangin oleh panitia,” kata Suryadi dengan gaya ala MC dangdut.

Moral of the Story:
Kadang, cinta lingkungan datang dalam bentuk memungut sampah sambil kepleset lumpur. Tapi hei, di situlah seninya hidup bermasyarakat. Lumansari bukan cuma desa yang bersih, tapi juga penuh tawa.

Sampai jumpa di sesi susuk berikutnya, dan jangan lupa: sungai bersih, hati juga ikut bersih. Tapi sandal jangan sampai hilang!

 


Dipost : 17 Juni 2025 | Dilihat : 187

Share :